Sabtu, 07 April 2018

Bagaimana Rasanya Pindah Kelompok Liqo? Bagaimana Rasanya Dapat Murobbi Baru?

Dari Murobbi ke Murobbi
Saya mengenal tarbiyah sejak berseragam abu-abu. Berawal dari mentoring tiap Jum'at, duduk melingkar di bawah pohon, mempelajari banyak hal. Belajar mulai dari akidah, akhlak, adab sampai belajar bikin martabak telur hehe. Kompleks dan menyenangkan.
Sepanjang perjalanan 14 tahun liqo, banyak hikmah yang bisa saya pelajari. Jatuh dan bangun dengan temen-temen liqo dan murobbi yang berbeda-beda. Ibarat pelangi, masing-masing punya warna dan keindahan tersendiri.
Tak dapat dipungkiri bahwa akan ada masa di mana kita akan pindah kelompok, bertemu dengan saudara yang lain, karena kita sepakat bahwa dunia tak selebar daun kelor, kita punya saudara yang lain selain anggota liqo kita, maka mari kita berlomba menemukan hikmah dari orang-orang baru di kelompok yang baru.
Sedih? Tentu saja!

Untuk Seluruh Ibu, Lelahmu adalah Surga. Maka, Bersabar dan Berbahagialah

Semalam saat saya baru saja membuka laptop untuk membuat tulisan di hari ke 9,sebuah pesan masuk :
“Saya lelah mbak.Rasanya hanya saya yang harus bertanggung jawab untuk semuanya.Waktu rasanya begitu cepat,sementara saya melihat diri saya tidak mencapai apapun…saya minder kalau ketemu temen-teman lainnya,rasanya saya doang yang gini-gini aja…”
“saya merasa tidak bahagia..rasanya berputar putar terus di rutinitas yang sama.Di rumah rasanya hati saya gak tenang..tiap hari ada saja masalah yang dibuat oleh anak-anak.Anak-anak gak nurut kalau diberi tau..melawan terus,suami malah keliatannya lebih asik di luar rumah…”
•••

Kamis, 05 April 2018

Kematian itu Niscaya, Kita Hanya Sedang Menunggu Antrean

Bismillahirrahmanirrahiim
Akhirnya saya bisa kembali membuka blog ini. Sudah setahun tidak dikunjungi apalagi diisi.
Beberapa hari terakhir, syaa merasakan anchor karena merasakan cuaca seperti aroma masa kecil. Anchor itu semacam ingatan akan sesuatu yang muncul kembali karena merasakan bau-bauan, gerakan atau gambar.
Anchor ini kayak benar-benar melempar saya ke masa lalu, masa-masa bermain dengan teman-teman, lalu ketika maghrib menjelang para orangtua mulai mencari anak-anaknya untuk pulang.